Pages

RSS

Thursday, November 08, 2007

Kasih Ibu “Elang”

Deras air kian membesar…

Raja gelegar mengguncang hati manusia saat itu

DuarrrR!!!

Tiupan angin semakin kencang.

Pun hujan…hujan…hujan datang…

Kemudian…

Seorang ibu datang tergopoh-gopoh.

Memegang erat sebuah payung tanpa alas dikakinya

Pakaiannya sedikit basah terkena basahan hujan saat itu.

“elang…elang…” Suara itu mengagetkanku.

Aku keluar rumah.

“elang ada neng?” tanyanya panik.

“oh…ada Bu, lagi belajar sama kak Riza”

Kasihan agaknya Ibu itu terlihat cemas sekali, aku segera memanggil Elang dari ruang belajar untuk menemui ibunya.

“Elang baik-baik aja kan? Nggak kenapa-kenapa kan?” ucapnya risau saat bertemu Elang.

“nggak papa”. Jawab elang lugu. Ia masih SD.

Rupanya ibu itu khawatir, di wilayah rumahnya, hujan angin itu menyebabkan banyak atap rumah warga patah, panik!!!

Di hati seorang ibu, yang terpikir langsung adalah keselamatan anaknya.

Tanpa pikir panjang lagi, yang dilakukannya saat itu langsung keluar rumah untuk mengetahui keselamatan putranya yang saat itu sedang les belajar. Ibu itu mungkin nggak memperdulikan atap rumah atau rusaknya sebagian rumah yang dialaminya.

Melihat kejadian itu, hatiku benar-benar tersentuh.

Betapa besar kasih sayang ibu, sungguh betapa besar perjuangannya.

***

Hatiku jadi larut…Teringat kisah air mata,

Seusia Elang lah…disaat aku benar-benar dekat sama ibu, disaat curahan perhatian yang teramat besar mengalir dalam kasihnya. Allah menguji iman kami. Menguji kesabaran kami.

Disela-sela masa bahagia itu, Allah mentakdirkan agar aku bisa mandiri.

Allah memanggil ibu dari kami…

Kesedihanku semakin larut Ry!

Karena sebuah bentuk penyesalan yang mendalam.

Di akhir hayatnya, diakhir hidupnya. Aku tidak berada disampingnya Menemaninya, atau membantu menuntun melafazkan asma Allah dihari akhirnya…akuuuu tidak disana!!!

Saat tengah malam itu, aku kecil sedang dititipkan di saudara.

Hanya ikatan batin ibu dan anak yang terasa kuat saat itu. Aku tersentak bangun dari tidur yang hampa. Entah karena apa. Dalam gelap aku berteriak…SESAAK!

Ini yang masih membekas. Kini…selalu sesak yang kurasa dalam gelap.

Esok harinya…semua menangis pilu. Yang kutemui saat itu, hanya tubuh ibu yang terbujur kaku dikelilingi kerabat. Hanya pilu tangis air mata yang menghiasi wajahku hari itu.

Tak sanggup kutemui semua orang yang berkunjung, saat pun mereka menyampaikan pesan terakhir yang ibu berikan untuk semua kerabatnya:

“Jaga nia…rawat nia, nia anak baik”

tangisku semakin menjadi…betapa kasihnya benar-benar tulus, karena yang kuingat hanya kenakalan yang kuberikan, manja, usil, bahkan belum ada balasan kebaikan yang kuberikan untuknya, tapi beliau masih menyebutku anak baik? Betapa tak pantas kata itu untuk anak seperti aku…ibu, maafin aku…

Ry…Aku nggak sanggup menulisnya, terlalu banyak air mata yang keluar dibanding kata-kata disini…

Hanya doa yang kini selalu bisa kupanjatkan, semoga kebaikan yang kulakukan, menjadi nilai pahala yang mengalir buat ibu…

Mengikutimu, menjadi wanita paling derma yang pernah kutemui, aku belum bisa berbuat banyak untuk meneruskan kasihmu pada orang-orang itu. Sungguh…kebaikan ibu pada mereka, memberikan kasih tulus dari mereka untuk aku. Terima kasih ibu…

Akan kucoba teruskan kasih tulusmu itu pada yang lain…

***

Sebait kata dari saudaraku di Jatim, yang hampir setahun ini masih tersimpan dalam memori HPku:

Betapa banyak dia harus bersedih, agar kita senang.

Betapa banyak dia harus menangis, agar kita bisa tertawa.

Betapa banyak malam yang dilewatinya tanpa memejamkan mata,

agar kita bisa terlelap

Kesedihanmu adalah kesedihannya,

Bahagiamu adalah bahagianya

Dan itu yang selalu dia impikan

Insan yang selalu memberi kasih sayang tanpa pernah mengharap balasan

Pernahkah kau temukan ada orang yang menyayangimu lebih dari seisi dunia? bahkan dari dirinya sendiri? Yah…dialah IBU KITA!


Koq aku jadi larut ya? Fitrahkan kalau aku juga menangis…

Sunday, November 04, 2007

Ikan bawal di bulan Syawal

Eh ujan gerimis aje
Ikan bawal diasinin
Eh jangan menangis aja
Bulan syawal dikawinin

Begitu bunyi sebagian liriknya lagu Bang Benyamin.
Neng bingung, bertanya-tanya…
Kenapa ya? Bulan syawal itu identik dengan nikah.
Hampir disetiap jalan dan setiap gank yang kulewati penuh dengan janur kuning.
Terus juga nih, tanggal 4 Ahad ini banyak banget yang nikah…
Yang kukenal ada 4 orang yang akadnya hari itu, wuahhh…so pasti seharian dijadwal buat kondangan doang, udah gitu harus siapin perut buat menampung makanan, hehe. Apalagi biasanya ada es creamnya :P
Sssttt…nyiapin duit juga. :D

Oia…ry,
Subhanallah…bener istilah dunia tak selebar daun kelor.
Waktu aku jadi panitia walimahnya temen, nggak nyangka pengantin prianya itu adalah temen kantornya sahabat aku. Yee…itu mah si ‘anu’…katanya.
Terus juga ada undangan walimah di milis MTC (muslimah Tahajud Call). Disitu jelas alamatnya masih satu kecamatan sama aku. Terus tanya karena penasaran, ngobrol-ngobrol, eh ternyata beliau temen ‘ngaji’nya sahabat aku juga.
Ya ampyun…secara, aku udah knal lama ama mba ini lewat YM, ternyata sebenernya kita udah lama pernah ngeliat wajah masing-masing di dpc.
Subhanallah…

Balik lagi…masih dengan Tanya yang sama, kenapa sih Bulan Syawal identik dengan pernikahan. Ada yang Tau? Jawab ya…

PLAYBOY

Hasil blogwalking minggu lalu, beberapa blog lagi ngebahas masalah si “playboy” atau “lelaki buaya darat”. Terlihat topic ini cukup menarik urat para penulis dalam meluapkan kata-katanya itu. Ya…secara gitu loh, yang nulis itu semuanya cewek. Karena memang cewek yang jadi sasaran korban kegombalan dan buaian lelaki hidung belang itu. Ya iyealah…masa cowok!
Pernah dulu saat SMP, aku pernah berdiskusi dengan seorang teman laki-laki. Dia masuk kategori yang aku bilang PLAYBOY. Dia pun mengakui kalau dia itu playboy, tapi punya kisah katanya.
“awalnya gue nggak playboy neng, Cuma gara-gara satu cewek itu, SUER!!! Baru pertama gue jatuh cinta, terus ditolak mentah-mentah ama tuh cewek. Ya…nggak tau kenapa pelampiasannnya jadi gini. Asik ngejalaninnya, seru dan menantang”.
ASIK? SERU? Ya rabb…kuberdoa semoga suatu saat kamu sadar…

Tapi aneh, hal unik dari dirinya yang kupahami. Dia ngajarin aku untuk nggak pacaran. Aku sudah dianggapnya sebagai kakak, dia nggak ingin kakaknya jadi korban plaboy, katanya.
Yang jelas cewek-cewek yang jadi korban, nggak jauh tipe lah sama dia. Artinya dia nggak akan mempermainkan wanita yang menjaga diri dan wanita baik-baik. Dia melakukannya juga sama cewek2 genit dan banyak tingkah katanya…
Suatu saat, dia bilang…biar gimana pun, dalam memilih kriteria istri, pastinya gue akan memilih wanita yang baik-baik.
Enak Azzzaaa!!!
Pernyataan yang nggak fair buat cewek baik-baik. Emangnya kita juga mau sama mantan cowok playboy gitu. Tentunya dalam memilih kita pilih yang baik-baik donks. Dia Cuma cengar-cengir.

Kembali ke topik…
Buat para ikhwan, aku panggil ikhwan karena dia laki-laki, klo cewek dipanggil akhwat, hehe…ya iyalah, secara gitu loh!
Maksudku, yang ditulis sama temenku itu, justru tertuju buat pria-pria yang tertarbiyah! Waks…koq tega ya?
Itu ikhwan apa bakwan!!!
Ya…banyak sih kasus yang kudengar, tapi kalau kupikir, semua kembali ke diri masing-masing. Interaksi ikhwan akhwat yang semakin bebas kadang jadi bikin lupa diri. Kalau ngeliat gelagat ikhwan yang seperti itu, sudah seharusnya si akhwat jangan terbawa. Kadang malah ngikutin sich! Apalagi ngebahas masalah sensistif, seperti walimah.
Atau pertanyaan2 ikhwan yang sifatnya ngasih perhatian.
Si akhwat biasanya GR dan merasa besar hati…wuahhh si doi perhatian juga…
Padahal dia nggak tau…si ikhwan dalam masa penjajakan, milih-milih dari berbagai akhwat, mana yang cocok buat dijadikan ‘aisyah’.
NGGAK SOPAN YE!!!

Kalau aku pernah ngalamin juga. Biasanya, coba langsung diingetin, terus…cara yang paling ampuh untuk menjaga diri buatku, Hmmm? mungkin bisa dipakai kalau cocok buat kalian para akhwat.
Biasanya aku cenderung menganggap ikhwan sebagai adik dalam berinteraksi, jadinya aku coba ngebawa sikap dewasa, nggak manja, dan cenderung memberikan perhatian, bukannya minta diperhatikan!. Itu sifat dasar wanita, cenderung ingin diperhatikan. Jadinya mpe skarang nyaman2 aja.

Nggak salah kalau temen2 kuliah bilang kalau aku ini punya kepribadian ganda. Secara…aku di kampus yang terlihat dewasa abis, sampe teman sekelas manggil aku bunda, padahal kalau mereka udah liat bagaimana sikapku dirumah dengan abi dan abang, sok pasti kaget ngeliat sifat yang bertolak belakang, kekanakan dan manja abis. Yaaaa…gimana ya…abi ama abang manjain aku bangets sich…hehehe jadi enak!

Balik lagi ke topik…
Ya…nggak ada yang perlu disalahkan dalam kasus ini, masing2 introspeksi diri aja. Keduanya berdoa, ikhwan akhwat aku bilang sebagai orang yang special, mereka sudah tau, tinggal bagaimana menyikapi aja. Inget ajalah, ada Allah memantau kita, ada malaikat mencatat gerak kita. Hayooo, lagi sms ciapa tuchhh? Hehehe…inget ada malaikat, nggak jadi dech…Alhamdulillah…

Sekarang gini…
Justru yang kita lakukan saat ini adalah cerminan bagaimana pasangan hidup kita nanti. Kalau kita yang ‘nakal’, nggak jauh deh akan ketemu yang setipe.
Kalau ada neh, ikhwan yang mempermainkan hati akhwat dengan sikap perhatiannya itu, harusnya si akhwat bersyukur, untung nggak jadi sama dia. Ntar kalo udah berumah tangga, bakalan cemburu terus! secara si ikhwan itu banyak temen akhwatnya…kalo aku dapet yang gitu? Wuaaahhhh…mungkin akan ngambek terus kali ya…cemburu abis…makan hati! Huehehe…

Jadi…intinya Cuma satu.
Kalau mau mendapat pasangan yang baik-baik, menurutku, mulai inget2 azza deh, kalau saat ini kamu lagi asik bercanda, tertawa-tiwi, lewat sms atau telepon dengan lawan jenis. Bisa jadi calon pasangan kamu juga sedang melakukan hal yang sama diseberang sana. Nah loh!!! Emangnya mau…?
Kalau nggak mau, yo ikhwan jangan banyak tebar pesona, yo akhwat jangan banyak terbuai kata.
Semangat…Semangat…Semangat!
Semoga Allah menemukan kita dengan orang yang tepat.