Pages

RSS

Friday, August 24, 2007

Pamit...cuma sebentar

Neng pamit??? Iya,...bentar koq, ada satu urusan...(ta'elah...)

Hmmm....
Harmoni cinta mulai mengalun...
Tautan dua hati insan ini akan menuju ikatan suci,
Berdesah kata penuh tasbih...
Dengan niat mantap 'bismillah'...
Mungkin tak akan ada pesta besar,
atau juga tak ada makanan mewah,
Pun, tak akan ada iringan musik yang WAH
Hanya berharap satu...
Semoga Penuh Berkah dan Menjadi Keluarga Sakinah

Mmmhhh...Rasanya ramadhan kali ini akan akan dua bunga di istana kecil kami.
Sedikit cemburu...atau entah apa yang kualami saat ini,
Semoga cintamu tak berkurang...Abi...Love u so much!

Yiakkksss…menulis apa nih???

Setelah sekian lama dalam keresahan. Entah kegundahan, atau apa yang kurasa. Karena yang kurasakan hanyalah ‘different’. Aku merasa asing dengan diriku sendiri…pernahkah kalian merasakan hal demikian???

Stress…pasti! BT…mmm? BAhkan jadi orang aneh…

Kelihatan banget dari tulisan2 yang kubuat.

Kadang tersirat pertanyaan di benak. ‘Itu…saya kah???’

Mungkin sedikit benar akan terjawab..”ya!”

Itu..saya yang saat ini” itu lengkapnya.

Karena..bila kubandingkan dengan tulisanku dahulu…jauh dan teramat beda.

Klo di dunia nyata aku sering berpegangan..”lihatlah kondisi seseorang dari temannya saat ini” Maka bisa kusimpulkan…untuk seorang penulis “lihat kondisinya saat ini dari tulisannya”.

Wuarrgghhh…dalam artian, diriku ini sedang dalam jurang yang nggak jelas banget ya? Abis…banyak banget tulisan yang gak jelas arahnya ke mana.

Harusnya cepat kucari penyebabnya, tapi ternyata baru kudapati saat ini.




Dulu…

Suka menulis karena suka baca…

Ingin menyampaikan yang kuketahui dengan gayaku sendiri…

Ingin menuangkan ide dengan khas ku sendiri…kadang dengan bahasa yang sok-sok puitis dan berlaga sastra dikit..meskipun nggak nyambung. Meskipun masih amatiran, tapi coba nulis yang terbaik.

Bukan untuk di banggakan, bukan untuk mendapat komentar atau pujian,

And juga, nggak berharap untuk dibaca khalayak ramai.

Hmm…apa ya? Mungkin hanya kuharap semoga akan menjadi kenangan dan bekal buat anak cucu kelak (wekkss…jauh amat ya mikirnya! :P)

Yang pasti sekedar ingin berbagi dan mengajak dengan bahasaku sendiri…




Sekarang apa??

Yang ada dibenak..maunya ditulis asal saja!

PadAhal belum tentu tulisan itu bermutu atau layak dibaca.

Entah apa yang ada difikiranku saat ini…

Yang penting nulis..begitukah?

Kurang berbobot rasanya.

TApi kata penulis2…memang harus begitu..

Ada atau tidak ada ide tuliskan saja apa yang mau kau tulis…

KAta trainer motivasi juga begitu…

Tuliskan hari2 ‘wow’-mu!!!

Tapi apakah hari itu akan menjadi ‘wow’ terus kalo Cuma biasa2 saja? Dengan rutinitas yang menjemukkan...Accchhh!!! mo nulis apa???



Akhirnya kutemukan semua penyebab ini.

Alhamdulillah…ini sebuah tarbiyah langsung dari Allah untuk ku. Ternyata memang kondisi nulis itu tergantung banget dari kondisi hati. Dan kondisi hati tergantung banget dari rutinitas dan lingkungan yang kita jalani. Sebagian besar orang begitu.


Dan…Hasil Kesimpulanku:

Hal yang mendukung banget menjadi baik dalam menulis adalah:


Pertama: Baca...baca…baca!!!

Nah…itu yang agak berkurang rasanya dalam diriku.

Kalau kusimpulkan lebih baik baca. Ayo..baca…baca…baca!!!

Mo baca dimana kek, sambil ngapain kek. Yang penting baca! Baca yang bermutu, baca yang berbobot. Soalnya..kelihatan akan bagaimana seseorang dimasa datang..adalah dari bentuk apa yang dibacanya saat ini. Dan berbobotnya tulisan itu, dari apa yang tertuang ditulisan itu. Klo mo berbobot khan harus punya ilmu ye. Klo mo punya ilmu ya harus baca...Yuk..baca yukk!!!


Kedua: Silaturahim…

Nah…ini juga yang kayaknya kurang kujalani.

Klo bisa jadwalkan silaturahim satu minggu sekali! Biasanya kalo abis silaturahim banyak banget tuh kita dapet ilmu. Apalagi silaturahimnya dengan orang-orang berilmu dan berpengalaman. Atau silaturahim ke temen2 yang lagi membutuhkan curahan hati. Kita bisa dengerin aja ceritanya, bisa kita ambil hikmahnya. Kadang jadi nyadar sendiri. Ternyata…kita masih harus banyak bersyukur.


Ketiga: JAlan-jalan…(bertualang)

Nah…ini yang paling kusuka. Tapi agak susah kujalani untuk saat ini. Biasanya kalo udah jalan-jalan, terus ngeliat banyak pemandangan sekitar, ngeliat aktifitas sekitar, biasanya muncul aja tuh ide-ide kreatif, baik yang berhikmah, yang lucu, yang nakal, atau sampe yang usil juga bakal bermunculan.


Keempat:

Untuk yang satu ini kayaknya nggak berlaku untuk semua orang. Mungkin berlaku untuk orang sepertiku saja. Usahakan jangan bekerja pada orang lain, dalam artian kita buat usaha sendiri untuk bekerja, wiraswasta. Soalnya mulai dari management waktu ampe hal yang kecil2nya khan bisa kita yang atur…jadi agak sedikit bebas lah…Dan lebih bisa ngembangin diri sendiri. Sekali lagi…ini nggak berlaku untuk semua orang ya!

Ini Cuma saran.



Yupss…alhasil…nggak ngerti juga, tulisanku kali ini akan berarti atau tidak. Tapi kuharap akan menjadi bahan fikir buat yang lagi mentok ide untuk nulis. Buat yang lagi BT, daripada Cuma manyun2, ato marah2 gak jelas. Mungkin yang sedang kalian alami, sama dengan apa yang kualami. Jadinya…

Go…go…go!!!

Ayo semangat lagi, ayo menulis lagi…


Baca…silaturahim…jalan-jalan…SERU BANGETTT DECH!!!


--akhirnya ku menemukan diriku kembali--


Wednesday, August 22, 2007

AkU jadi DEG-Degan...

--Lagu ini ku buat spesial untuk lelaki yang selalu ada di ujung jalan itu--

Di Setiap ada kamu..

Kenapa jantungku berdetak...

Berdetak lebih kencang...

Karena serasa mau DITILANG...

Huehehe...

MAKANYA BIKIN SIM, neng!!!!

Beneran ya! bawaannya deg-degan aja klo kita emang salah...

Please...JanGaN sKarAnG!!!

Kalau ingat masa-masa dulu, terus terang aku orang yang teratur banget untuk masalah waktu. (afwan bukan bermaksud ujub, tapi kucoba ceritakan apa adanya). Mulai dari bangun pagi ampe tidur malem yang jadwalnya rutinitas banget. Semua punya jadwal yang jelas. Jadwal belajar, jadwal nonton TV, jadwal tidur, jadwal makan, dll.

Dan, satu rutinitas yang sebenernya paling aku sukai adalah Kalau minggu, aku lari pagi.

Kebiasaan2 itu akhirnya mulai berkurang saat SMA, karena banyaknya aktifitas yang kadang agak dadakan dan serba menumpuk. Tapi lari pagi masih bisa dijalani sich. Meski kadang Cuma jalan-jalan aja. Yang penting minggu pagi itu bisa menghirup udara segar. Dan bertemu banyak orang.

Belakangan ini, jadwal bener2 udah nggak jelas banget, satu yang kusesali, berkurang banget lari paginya. Meskipun ada sedikit olahraga dirumah. Tapi memang lari/jalan pagi itu punya suasana yang beda, saat pagi kita bisa merasakan hari baru, dan bertemu sapa dengan banyak orang..mmmmhhh kayaknya asik aja gitu…

Saat aku ungkapkan ini pada orang2 aneh itu (sahabat2ku), mereka malah melarang keras aku untuk memulainya lagi…Tau gak kenapa?

“Please ni’ untuk saat ini anti jangan lari pagi dulu, apalagi sendirian. Kita khawatir…soalnya, yang kita perhatikan, anti lagi suka cengar-cengir sendirian…hehehe..”

GAK SOPAAAANNN........!!!

--hmmm...emangnya iya ya?--

Aku jadi maluuuu......^_^

Dialog dua insan (jiee...)

N1 : Lagi sendirian…ditemani lagu raihan. Hiks...koq ane jadi larut gini ya mba?

Pengen temen, hehe :P

N2 : Hei...hei ukhti ku yang maniez. Tak apa, itu fitrah. Ada kalanya jiwa kita perlu penyegaran. Merindu hati dengan hadirnya disisi. Jika pun jauh, terasa dekat karena tautan hati. Pandanglah langit dalam gelapnya malam, secerca bulan, pula di bintang, maka engkau lihat senyum kami,...saudarimu yang mencintaimu selalu.

N1 : Kupandang langit...kupandang bulan, kalian nggak juga kliatan??? Hehe..

Wuahhh...pada ngumpet ya??? Jahat!!! Miss u all.

N2 : Ukhti sayang, Ibarat bintang, kami pun demikian...mungkin sekilas nampak, pun kadang pudar tak bermuncul. Tapi yakinlah...senyum kami, rindu kami, pun bagai bintang itu, pasti akan selalu ada untukmu.

Wuahhh...indahnya ukhuwah ini. Dialognya sapa sey nich???

--suatu malam, dikosan--

Tuesday, August 14, 2007

Untukmu...yang ada diruang hatiku

Satu tahun lalu...

Kisah itu masih menjadi memori tersimpan dalam ingatanku

Meski sudah ingin kubuang, meski sudah semakin pudar...

Tapi kini menjadi hal yang semakin sesakkan dada

Satu tahun lalu...

Entah kenapa Allah menunjukkan semuanya itu pada mataku...

Tidak kepada yang lain, yang mungkin bisa lebih menerima.

Aku terkejut sangat, saat memasuki rumahmu,

Melihat pemandangan...

Yang inginnya kuteteskan saja air mata ini

Langkahku berat menyapamu kala itu,

Karena kulihat...siapa yang sedang disampingmu

Apa yang sedang kamu lakukan saat itu???

Ingin memutar badan, rasanya kaku...

Lalu...akhirnya kau perkenalkan ia padaku

Semakin ingin menjerit diriku...

Saat kau bilang...kalian sudah menjalin kasih...!!!

-----

beberapa bulan setelah itu

putus...

itu yang kau tangiskan, pada bantal kesayanganku

Tadinya aku sebel!!! Bantalku jadi basah gitu

Tapi aku sayang kamu...sahabatku

Maka kubiarkan isak tangis penyesalanmu dalam kamarku

Aku mulai menemukanmu kembali...

-----

Detik ini...

Setelah beberapa bulan rasanya tidak komunikasi denganmu

Sekedar sapa atau say hello...

Aku rasakan keganjalan dalam hubungan kita ini

Dimana dirimu yang selalu meluapkan cerita padaku...

Hilang sirna tanpa kabar jelas

Aaacchhh...mungkin ini juga salahku

Terlalu sibuk dengan waktu

Maafkan aku...

Akhirnya...Win, sahabatku yang lain...

mengatakan sesuatu padaku,

hatinya juga ingin menjerit saat itu...

melihat pemandangan yang sama kulihat satu tahun lalu...

hiks...sobatku...ada apa denganmu???

Yang semakin membuatku sedih

Ternyata Anna, sahabatku yang lain sebenernya sudah tahu...

Dan kenapa nasehatmu, ”jangan cerita padaku!!!”

Sahabatku...bukan aku melarang

Dan kuyakin kau bukannya tidak paham

Kenapa bisa terbawa semakin jauh seperti ini???

Kalau kau sudah siap, lebih baik disegerakan...

Tidak seperti ini!!!

Kau tahukah???

Aku sangat k...e...c...e...w...a... hiks!!

Kau tahukah...

Bingungnya aku, saat akan ada orang yang bertanya

Kau Tahukah??

Apa yang harus kukatakan saat aku dihisab???

Membiarkan sahabat terdekat jatuh ke lembah fana???

Kau tahukah??

Betapa besar dosa itu??

Kau tahukah???

Sahabatku...Sungguh Allah Mahacemburu, dan kecemburuan Allah muncul dikala seseorang melakukan perbuatan yang telah diharamkan Allah untuknya.

Kami yakin, kau adalah orang yang cerdas. Tundukkanlah hawa nafsumu, karena itu ciri orang cerdas. Allah akan memberikan cinta yang lebih baik jika kau mampu meninggalkan cinta yang sekedar semu belaka. Kami yakin, kamu bisa...

Sahabat...

Saat kami renungi...saat kami sadari

Mungkin kami terlalu jauh pergi darimu belakangan ini

Kami sadar...terlalu lepas saat ini

Kami berjuang mengajak kebaikan nan jauh dimana-mana

Kami lupa untuk saling menyokong pada orang2 terdekat

Seakan kami sadar...

Mengajak orang lain,

Sementara sahabat terdekat terlewati???

Sekali lagi...kami semua sahabatmu

Sangat menyayangimu

Maafkan kami...

Kami ingin tetap bersamamu, dalam keindahan ukhuwah

Sampai dipertemukan disurga-Nya

Maka saat kami ingin memasuki ruangmu lagi...

Pahami...ini bukti sayang kami...

Sunday, August 12, 2007

Siapa idolamu?

Seorang psikolog pernah meneliti sebuah sekolah tingkat dasar. Ada dua kelas yang dijadikan sampel. Kelas A dan kelas B.

Pada kelas A diajukan pertanyaan tentang siapa yang lebih mereka sukai, Nobita, ataukah Sizuka? Sebagian besar menjawab Sizuka.

Selanjutnya, pada kelas B...sebagian besar menjawab menyukai tokoh Nobita.

Alhasil...jawaban mereka memang menunjukkan kepribadian mereka sendiri.

Sebagian besar kelas A memang dihuni oleh anak-anak cerdas dan rajin belajar, seperti tokoh Sizuka.

Anak-anak kelas B, benar2 nggak jauh seperti Nobita. Malas belajar dan sedikit kurang cerdas.

Kesimpulannya,...siapa pun tokoh yang kita sukai atau idolakan, cenderung sama kepribadiannya dengan diri kita. Atau dalam hal lain bisa dikatakan. Pribadi seseorang cenderung mengikut dengan apa yang dia idolakan.


So...siapapun idola kalian, ada loh yang benar2 patut diidolakan. Nabi kita, Nabi Muhammad saw. Mudah2an dengan mengidolakan beliau, sifat2 terpuji dan mulia bisa menjadi acuan ke diri kita untuk bisa mengikuti jejaknya.


Sssttt...Awalnya, aku rada ’manyun’ juga, waktu ada Abihat yang nanya tokoh yang aku sukai siapa selain Rasulullah? Lalu kujawab Detective Conan Edugawa alias si Shinici Kudo. Beliau malah mentertawakanku. Hiks...

Tapi...sekarang, semakin kesini kusadari...memang ada sedikit jiwa detektif ada diiriku (jie, hehe...sok banget ya?) Ssssttt...suatu saat kuceritakan lah, tapi masih kupikir2 dulu, agak kasihan juga soalnya sama orang itu. Aku tahu dia niat ngerjain, tapi akunya yang udah tau malah ngikutin alurnya dia...jadi, kura2 dalam perahu. Awalnya aku cuekkan hal tersebut karena bagiku nggak berguna. Tapi smakin kesini smakin menjadi...So, aku hanya ingin tahu apa sebenanya yang dia inginkan. Tunggulah beritanya! Bener gak ya ku seperti Conan Edugawa.


Burung irian, burung cenderawasih. Cukup Sekian terima kasih...

(hehe..taunya itu doank)

Katamu itu kamu

Komentar seseorang tentang sesuatu...justru sebenernya mengangkat tentang kepribadian orang tersebut dari dirinya, dengan kata lain mengidentikkan beliau. Bingung ya?

Begini...pakai contoh, pasti pernah nonton AADC (Ada Apa Dengan Cinta) khan?

Seseorang yang lebih cenderung menyukai persahabatan...komentar yang dia berikan pada film itu pasti tentang persahabatnnya. Karena memorinya dan keseharian yang disukai adalah tentang makna persahabatan.

Seseorang yang terpaku pada drama percintaan, komentar atau hal yang diingat dalam film tersebut pasti tentang percintaannya.

Yang menyukai politik, yang menyukai satra...dan lain sebagainya. Pasti yang masuk dalam memori ingatan akalnya adalah hal yang cenderung dia sukai dan bisa mengomentari. Biasanya jadi sedikit jago ngomongnya dengan segala analisanya.

Padahal semua yang ada di film itu banyak. Masuk juga tentang sahabatnya, tentang percintaannya, tentang sastranya, dll...

Begitulah kira-kira yang bisa ku analisa. Untuk kebenaran dan ke otentikan analisa ku ini nggak ada jaminannya.

Maka kupikir, ”komentarmu..adalah siapa kamu”


Thursday, August 09, 2007

Apa kabar BOS???

Satu hal yang kini semakin membuatku bingung? Dana BOS itu difokuskan dan diutamakan kemana sich?

Anak-anak didik di bimbel SMART CLUB yang rata-rata dari sekolah biasa, dengan latar penghasilan orang tua mereka yang bisa dibilang sangat sederhana. Sampai saat ini belum mendapatkan buku pelajaran dari sekolahnya.

Saya agak sedikit heran, saat saya mengajar di Salah satu Bimbel lain dengan peserta yang berasal dari sekolah-sekolah ternama seperti Al-Azhar, Lab School, dll... Dan nggak bisa dipungkiri kalangan mereka pun bisa diklasifikasikan dalam kalangan kelas atas.

Yang saya lihat, satu minggu setelah proses belajar-mengajar dimulai, mereka sudah mendapatkan buku pelajaran lengkap dan terbaru. Gratis...!!! dipinjamkan satu tahun ajaran. Mereka bilang.. ”ini dapat dari BOS”

Yang ada difikiranku kini...bingung? Kenapa sekolah-sekolah kecil yang memang benar2 membutuhkan justru hingga detik ini belum mendapatkannya?

Yang menyebabkan ini,...apakah karena kurang Gregetnya pihak sekolah terkait? Atau memang dana BOS itu tidak sampai ke sekolah-sekolah yang justru membutuhkan?

Saya baru bisa bilang bingung. Saya ingin tau jelasnya, mau hubungi kemana? Ingin tau konkritnya, tanya ke siapa???

Salam dari saya : ”Apa kabar BOS?” Smoga ada yang bisa membalas sapa saya...

Hari-hari yang berat…

Diantara pilihan itu? Aku semakin bingung.

Klo ngeliat perjuanganku hingga akad itu terjadi. Rasanya sayang kalau harus kutinggalkan semua ini.

Mulai dari awal, yang menurutku serba mendadak, dan semua hal lain yang kualami.

Saat itu...

Diharap kehadiran esok harinya jam 9 ’teng’ dikota Bogor.

Nekad...itu salah satu modal terkuatku!

Nggak tau tempatnya, nggak tau jalannya.

Nekad naik kereta sendirian. Cuma semangat senyum dari abi..’smoga berhasil’ katanya.

Sampai disana, di stasiun Bojong Gede...Tiba-tiba...

Keretanya balik lagi ke Jakarta...HuaaAAaa...!!

Untung saat dikereta, knalan sama ibu2 yang juga mau ke Bogor.

Jadinya...saat kereta itu balik ke Jakarta, dengan panik kami sigap segera lompat dari gerbong kereta itu...HuuUUWwppppsss Alhamdulillah...huehehe, hebat kan???

Di stasiun itu hampir setengah jam menunggu kereta ke Bogornya.

Kalau kulihat, jam saat itu menunjukkan pukul 10.00, rasanya ingin balik saja pulang ke Jakarta, ingin telpon orang sananya nggak bisa hadir hari itu.

’Boleh nggak ganti hari lain?’ pikirku dengan gampang.

Tapi...toh aku sudah melangkah...maju sajalah.

Nanti paling Cuma ditegur saja. (PD banget ya???)

Alhamdulillah...akhirnya sampai juga di Stasiun Bogor.

Tapi, dan lagi...aku sama sekali nggak tau tempatnya.

Alhamdulillah ibu2 yang bersamaku tadi mengantarkanku ke tempat tujuan.

Subhanallah, kurasakan pertolongan Allah teramat dekat...

makasih ya bu...Love u,

Setibanya disana...

Langkahku mulai menjadi kaku...malu juga...telatnya 1,5 jam???

Tanya front officenya, katanya langsung saja naik ke atas, menemui SDMnya.

Bismillah...kuberanikan langkahku dengan semakin mantap.

Eng...ing...eng...

Ketika tiba di lantai 2. wuahh...banyak pesertanya.

Dan yang sangat mengejutkanku...saat tiba2 SDM disana langsung menegurku.

”Yak...mba yang baru datang...silahkan langsung duduk, dan siapkan alat tulis”

Wuahhh...aku terkejut bukan main melihat orang yang ada dihadapku itu. Pengen sok SKSD gitu...tapi gak jadi. Abis dianya diem, pura-pura gak knal gitu!

Dia teman kuliahku...Fahri, aku pernah satu kelas dengannya.

Hampir aja kliatan kagetnya, sampai kusadar dia sedang menjalankan tugasnya. I see, JAIM sedikit lah... Aku jadi mesem-mesem sendiri.

Nah...setelah cukup lama berkecimpung kerja disini, rasanya saat ini yang harus kulakukan adalah cuti. Berhenti untuk sementara dari semua rutinitas ini. Ada hal lain yang menunggu disana, ehm...ehm...

Tapi...beratnya itu izinnya, dengan alasan ’demikian’ mungkinkah akan diizinkan?

Sampai semakin mantap niatku, jikalau saja tidak diizinkan aku akan berhenti saja mengundurkan diri. Banyak sobat yang melarang sich...katanya istikhoroh dulu, sayang ngeliat potensi pengembangan dirinya yang cukup bagus disini.

Akhirnya kuberanikan diri...

Pertama ke QC1,

katanya..”ohh...boleh. mba maunya berapa lama. Itu alasannya syar’i koq” Alhamdulillah...

Tinggal ke QC2,

”oh iya, QC1 udah bilang koq, saya terserah saja. Mba nie mau cuti berapa lama? 3 bulan?”

“Hahhh...tiga bulan boleh ya mas??”

“Hmmm...klo itu mba harus hamil dulu, hehehe…” GUbraKK! Bisa bcanda juga??

Hahaha..kukira akan serumit yang kubanyangkan, tapi…Alhamdulillah, semua dimudahkan. Yo weis…aku akan cuti sebulan saja, kurasa itu sudah cukup.

Sekarang izinkan aku…

Menghilang darimu…dari semua…

Aku...akan sirna sesaat.

Please...lupakan aku, jangan rindukan aku, qeqeqe...

Semoga Allah selalu memberi kemudahan dan kebaikan pada kalian semua. Amin

Thursday, August 02, 2007

Senyum dari pak Pengamen

Ada kalanya masa terlalu sulit dihadapi

Ada kalanya hidup terlalu rumit dijelaskan

Beribu masalah, beribu beban

Semua tergantung kita menyikapi

Tips terbaik memang...hadapi masalah itu.

Itu yang sedang kucoba jalani

Menyikapi setiap masalah dengan selalu mencoba tersenyum

Aku ingat yang pernah dikatakan seorang trainer

Betapa senyum punya energi dahsyat untuk kehidupan kita

Aku juga ingat saat di perjalanan menuju Bogor di kereta penuh sesak

sang pengamen berkata saat usai mengerjakan jasanya

’Ngasih nggak ngasih yang penting senyum...’

Subhanallah...otomatis saat aku yang sedang bad mood, sedang stress, sedang bingung dalam masalah, langsung spontan tersenyum melihat pengamen itu tersenyum tulus,

seolah menarik magnet senyum dari wajahnya kepada diriku.

Plong...kurasakan beban ku sedikit memudar dengan tersenyum

Lalu kucoba pahami, lalu kucoba nikmati...

Bahwa hidup memang selalu ada masalah

Bahwa hidup memang penuh dengan amanah

Aku mungkin tak tahu, mungkin juga penumpang yang lainnya...

Kalau ternyata dibalik senyum pengamen itu...

Ada sebuah beban, ada sebuah tanggungan, ada masalah yang sedang dipikulnya.

Dibelakang sana beliau berbincang dengan orang lain.

Anaknya baru saja mau masuk TK katanya, dengan biaya yang harus ditanggung sebesar 1,3 juta. Kalau kita bayangkan...dari setiap sen yang dia kumpulkan dari mengamen, butuh berapa lama ia harus mengumpulkan uang sebanyak itu?

Tapi toh beliau tetap bisa tersenyum.

Terimakasih pak’ untuk senyumnya.

Kulihat diruang jendela kereta itu...

Banyak skesta Allah yang membuatku berfikir...

Dan belajar tersenyum tulus kali ini,

Aku banyak belajar saat itu...

Hingga saat ini kuarasakan, aku lebih rileks...lebih tenang...lebih enjoy...

Aku akan tetap menjadi nia yang selalu tersenyum.