Pages

RSS

Tuesday, June 19, 2007

Sang Hafiz...Ry

Ry...tadi waktu ngenet dikampus, terus ngobrol (chat) sama temenku yang juga masih satu kampus, tapi kita beda jurusan Ry...knalnya juga lewat dunia maya gini. Jadi nggak pernah tau gimana orangnya. Beliau udah lulus. Nah...pas dikampus ini nih...aku tebak-tebak, aku punya feeling, kayaknya orang yang sedang chat ama aku itu ada didepanku deh. Wuahhh...ternyata bener Ry. Dia sih nggak tau...tapi aku tau, Aku pura-pura aja nggak tau..hehe.

Aku takut Ry...enggak tau kenapa ya? Pokoknya takut kalo dia juga tau aku dibelakangnya. Dia bukan orang jahil atau orang yang sekedar iseng sih. Aku tahu dari obrolannya. Dia juga jebolan fakultas Dirosah Islamiyah. Ustaz gitu lah aku manggilnya. Setidaknya dia paham gimana adab bergaul dalam islam. Pun kalau bertemu mungkin tidak apa-apa, atau masih sama-sama bisa Ja-im (jaga iman), dan masih dalam batas aturan islam. Tapi aku nggak mau...sapa tau aja obrolan maya mah bener, tapi kalo udah ngobrol di dunia nyata gimana...wuahhh terus terang aku masih pobi dengan orang asing. Maaf, bukan berburuk sangka tapi sekedar menjaga. Dan terus terang juga aku paling nggak bisa berhadapan dengan yang namanya laki-laki. Aku suka gerogian, aku suka malu...terserah mo bilang apa. Begitulah kenyataannya.

’Tapi...kalo aku negur, terus bisa jalin silaturahim kan pasti lebih asik tuh?’ Wuahhh..mulai deh Syetan-syetan masuk merayap dalam dialog batinku saat itu.

’iya ya? Khan Cuma sekedar sapaan. Lagian mungkin memang ditakdirkan Allah bertemu disini.’ Hatiku sudah mulai terbawa.

Ada suara lain rupanya berbisik didalam batin ku:

’Ingat neng...gimana pun, dalam kondisi apapun, kamu membawa sebuah nama, kamu mewakili sebuah kaum, kamu seorang muslimah, dan juga ada malaikat disampingmu siap mencatat loh!...hayooo...neng ini, jam segini, detik ini ngapain hayooo, kalau Cuma mau bertegur sapa tinggalkan saja.’

Akhirnya...setelah dialog reda...

Aku memang nggak berani...lagian juga bukan aku namanya kalau bisa berani melakukan itu!

Dan sekian lama tidak bertemu, baru tahu kabarnya lagi bahwa beliau memang beneran orang baik-baik. Dan berita yang bikin aku takjub lagi neh...ternyata dia seorang hafiz Qur’an, Subhanallah...

Jadi nyesel neh? Hehe...ya nggak lah, malah aku senang, mana tau aja...kalau waktu itu aku menegurnya atau menyapanya...langsung hilang semua hapalannya saat ngeliat aku. Kan bisa bahaya...dosa besar banget aku!! Hehe...

Kalaupun bisa bertemu lagi...itulah rencana Allah nanti.

Abang

Ada yang tak kumengerti tentang abang…

Sekian lama hidup bersama, bertahun-tahun pun dalam suka dan duka.

Tapi...kenapa sih??? Abang selalu saja terdiam jika ada masalah...

Aku tahu loh bang? Aku lihat loh...aku merasakannya

Kenapa harus dipendam?

Kita saudara, biarkan beban itu kita pikul bersama.

Tapi abang kadang terlalu cuek...

Aku Cuma bisa GEMES menghadapi sikap abang yang seperti ini.

Hhhh?!!? Mau gimana lagi?

Biar gimana pun, aku tahu abang sayang aku. (iya khan? Hehe...Ngaku aja dechh.?)

Dan selamanya aku pun akan tetep sayang abang (jiee...)

Sobat,

Can u help me...? adakah yang bisa kasih tau gimana caranya membuat laki-laki ini terbuka padaku. Sulit sekali ditebak. Sikapnya dingin dan misterius. Tipe laki-laki gua katanya, kalau punya masalah lebih senang diam dan merenung dalam gelap. Halah!!! Teriak saja lah bang...(aaahhh mungkin ada yang tidak kumengerti).

Tapi mengertilah, aku berusaha care ama abang. ^_^

Sebuah teguran di malam minggu

Terlalu lama kiranya hari-hari manis tidak kita lalui bersama. Ada sebongkah kerinduan dalam batin ini, kapankah akan bersua lagi. Rupanya Tanya dan do’a itu pun terkabul. Subhanallah…Sabtu, malam minggu lalu, kunjunganmu, silaturahim mu sungguh berarti bagiku. Memberikan nafas-nafas cinta yang lama tak kita hirup bersama. Akkkkuuuu pun, tak bisa banyak berkata...!

Teringat kisah beberapa tahun lalu, saat pertama kali kita dipersatukan dalam cintaNya. Pun kau duduk dibangku yang sama, menceritakan tentang keluh kesahmu saat itu, atau saat ku bercerita tentang gundahku, dan saat itulah kita bisa saling mengenal, ternyata,..kita memang sama, kita memang cocok.

Tatapmu malam itu…menghadirkan suasana tersendiri diruangan itu. Selalu ada pembicaraan bermakna. Tentang kita..tentang wanita, tentang bagaimana seharusnya kita? Sungguh…subhanallah, kata-kata lembutmu saat itu bagaikan cambukan yang menghantam hatiku…pun itu suatu teguran halus, tapi terasa sangat mengena menyentuh dasar kalbuku. Kata-katamu…kubilang sangat bermakna, ceritamu..kukatakan sangat menyentuh…lalu aku pun tersadar, betapa aku merasa hina.

Untaian kata penuh hikmah terus mengalir dari bibirmu. Cerita itu mengalir seperti aliran darahku saat itu…kencang…mengikuti degup jantung yang bergerak penuh penyesalan.

“Ukhti…sudahkah kita bisa menjaga diri?” itulah satu kalimat yang terus terngiang dalam jiwaku.

Akkkku...hatiku seperti tertusuk duri tajam menghantam pembuluh hati. Betapa aku kadang lupa menjaga diri. Dari sikap, tawa, canda, gerak...mungkin kadang menjadi sorotan mata-mata penuh tanya. Pantaskah seorang wanita muslimah berbuat demikian???

Ya rabb...maafkan hamba...

Sikap ku yang kadang lemah, tawaku yang terlalu over...canda-candaku yang berlebih. Gerak-gerak tubuhku yang secara tak sadar kadang mengundang kaum lelaki. Ya Rabb...maafkan hamba...

Setidaknya dari cerita, ini, dari air mata ini, tunjukkan selalu padaku, pada kami kaum wanita, contoh-contoh teladan, bagaimana seharusnya kami bersikap. Beri kesempatan kepada kami memperbaiki diri. Beri juga pemahaman kepada lawan-lawan jenis kami. Kami bukan maksud sok suci...izinkan kami menjaga diri. Dukunglah kami.

Kami tak bisa berjalan sendiri. Bahkan terkadang godaan itu datang dari lawan jenis yang sudah paham. Mungkin khilaf...mungkin lupa. Tapi jangan biarkan kami terbawa ya Rabb...Bukakan pula mata hati mereka, berikan kami kemudahan menjaga diri.

Maka saat kami mejawab sapa-sapa sms nyasar..maafkan jika kata itu kasar.

”Afwan...kalau nggak ada yang terlalu penting, nggak usah sms yah...sayang loh pulsanya!” yahhh...mungkin terkesan belagu, tapi...itulah cara kami menjaga diri.

Atau saat pembicaraan menuju arah yang nggak jelas dan tak tentu...

”Afwan...bicaranya terlewat batas ya?” mungkin terkesan munafik, tapi…itu sekedar mengingatkan.

Atau saat menolak janji-janji bertemu. Mungkin terkesan ’sok’, tapi kami punya malu.

Ataupun segala sikap lain yang tak bisa kami ucap dengan kata.

Karena kami tahu, dari hal yang biasalah , dari hal yang teramat lumrah, justru terkadang kami terbawa, terlena dan lupa. Jangan sampai sama-sama lupa.

Maafkan kami...

Kami menganggapmu laki-laki yang mulia, adalah ketika kami melihat bagaimana cara kamu menghormati dan memuliakan kami, kaum wanita.

--Kupersembahkan semua ini untuk adik-adikku. --

Saat kau wanita, menginginkan pria sholeh, biarkan hatimu terjaga dari fatamorgana. Jika kau pria, menginginkan wanita sholehah, pun biarkan hatimu terjaga dari sia-sia. Karena bagaimana dirinya nanti adalah bagaimana dirimu juga saat ini. Ia untukmu..ialah sepertimu.

Maka...doaku, usahaku ketika aku juga menunggumu duhai pria yang sholeh...izinkan aku bisa menjaga diri ini untuk Allah, untuk islam, untuk diriku, dan juga untukmu... Bersabarlah...

Thank u so much...untukmu yang telah me-ngapel-ku di malam minggu itu. Hadirmu, memberi warna kecerahan tersendiri dalam lubuk hati ini. Sabar ya ukhti...

Jangan pernah ragu! Jangan pernah berhenti bergerak. Allah selalu punya rahasia tersendiri untuk kebaikan kita semua. Luv u so much dan semua saudari-saudariku yang telah terajutkan cinta karena Allah di hati kita.

SEMANGAT GO...GO...GO!!!


Tuesday, June 12, 2007

Insan juga manusia

Anak-anak

Aneh ya? Gini nih...

Banyak anak-anak kecil loh yang setiap kali ngeliat akhwat dikiranya itu Ibu gurunya. Apa setiap akhwat pasti mereka identikkan dengan guru TPA ya? Hmm...gak usah dibahas lah, itu sebagian bentuk lukisan ruang fikir mereka yang terlalu indah.

Ini juga sering terjadi ke aku, kalo lagi jalan, terus ngelewatin TK/TPA pasti mereka langsung pada salaman gitu...udah gitu banyak SKSDnya pula lagi.Ya gpp seh...aku senang dan menikmati itu, kapan lagi coba jadi mendadak seleb gini?

Anehnya...itu nggak berlaku untuk sepupu-sepupu aku yang masih kecil. Kalo aku berkunjung ke mereka. Awalnya pasti diam dan pada malu-malu gitu (malu apa takut ya? Hehe...), ntar kalo udah aku mo pulang...baru ditangisin gitu deh.

Lain lagi ceritanya...waktu di pameran buku. Waktu aku dan temanku sedang melihat-lihat buku. Ada seorang anak kecil usia 4 tahunan, tiba-tiba saja ada disampingku, narik-narik baju aku sambil cengar-cengir gitu, imut juga anaknya. Wuahhh...SKSD juga neh, padahal kan banyak akhwat yang lain. Anaknya lucu. Kayaknya minta diajak main gitu deh. Nih anaknya siapa ya? Aku sapa dia “umminya mana dek?” tanyaku. Terus...yang dateng abinya, kliatan bingung gitu, kayaknya baru kehilangan anak itu kali. Abinya minta maaf juga. Lalu mereka berdua langsung pergi.

Yang jadi ‘gubrak’ ceritanya, saat teman disampingku berbisik canda “lucu yah anaknya?”. “Ho oh” jawabku,

“ssttt...tau gak? disuruh abinya...huehehe”

HhhHH???


Nah..kejadian kemarin juga begitu, waktu aku lagi milih-milih es cream disalah satu minimarket. Tiba-tiba ada anak seusia TK mendatangiku, sok SKSD juga ”Bu guru beli apa?” Aku terkaget ngeliat kelucuan dan keberanian anak kecil itu.

“Bu guru beli ice cream dek….” jawabku dengan senyum ke anak itu. Aku lihat ke kanan dan kiri, ibunya nggak ada ya? Hmm...apa nih anak mau minta dikasih es cream kali ya?

“Buat ciapa” tanyanya lagi.

“Buat bu guru…” kemudian ibunya datang…menegur anak itu karena ibunya mencari2 anak itu dari tadi. Ibunya senyum dan meminta maaf ke aku kalau anaknya sudah menganggu. Cuma yang bikin aku kaget sekaligus malu, saat anak kecil itu berkata ”ooo...buat bu guru? Koq...jajannya kayak anak kecil?” Wuahhhh...GubRAkkk!!! ibunya juga ketawa gitu!

--Ditulis saat jiwanya jadi anak-anak...maksain nulis, nggak ada ide, yang penting nulis!--

Thursday, June 07, 2007

Kini…bukan hanya Candy

Seorang gadis kecil itu…punya tokoh sendiri, sebagai penyemangat dan pendukung hidupnya. Inget kisah Candy..? Sekarang ada sinetronnya gitu. Tokohnya, gadis ceria dengan khas kuncir duanya. Candy.., dialah salah satu film kartun terfavoritnya saat dia kecil. Senyum dan sifat tegarnya menjadi inspirasi tersendiri. Gadis cilik tegar dengan perjuangan dan pengorbanan hidupnya. Seorang candy dengan segala problematika hidupnya, selalu ingin memberikan keceriaan dan senyuman kebahagiaan pada orang lain. Begitulah...gadis kecil itu teramat terinspirasi menjadi candy yang selalu ceria.


Seiring perjalannya, romantika dan segala sikap hidup membawanya menuju kematangan. Hidayah-Nya membawa gadis itu mengenal nama-nama sejuk seperti bunda Aisyah atau bunda Khadijah. Impian atau hal yang mungkin tidak bisa diraihnya, menjadi wanita mulia seperti mereka, namun dibalik itu hanya ada satu harapan untuk terus mengikuti jejak-jejak wanita mulia itu. Dia yang kini menjadi bunda dengan cinta dan kasih sayang untuk anak-anaknya. Smoga bisa memberikan yang terbaik buat mereka. Salam dari bunda dan dariku untuk mereka anak-anaknya ”Semangat Belajar...!!!”

* Ditulis oleh seorang bunda, bunda yang lom punya abi..., huehehe*

Pesannya: Bunda Khadijah …andai saja saat ini kita bisa chatting, untuk sekedar sharing, gimana caranya...‘nembak’ duluan. (Upss..yang ini just kidding ya!)

Special...for Anisatur Rokhmah, Immah, dan semua saudari2ku yang selalu memberikan semangat!

Saturday, June 02, 2007

Sekedar Konfirmasi

Sepertinya konferensi kepada para penggemar (bc: pembaca) blog ini harus kuulangi lagi.

Terulang…seperti saat aku harus klarifikasi mengenai seorang laki-laki yang menemaniku di Pameran Komputer beberapa tahun yang lalu.

Saat itu, karena aku perginya bersama teman-teman sekelas. Dan...memang aku sudah janjian dengan seorang ’laki-laki’ juga disana.

Saat aku bertemu laki-laki itu di Musholla. Mereka mengiranya macem-macem. Sedikit meledek, atau berbicara yang nggak-nggak tentang aku dan laki-laki itu. Setelah kuperkenalkan ’Ini abang aku...emangnya nggak mirip ya?’

’ooo, kirain...ya nggak lah!!! Cakepan abangnya, hehe’ jawab mereka sambil ber’ooo’ ria.

Dan saat ini...

Saat belajar Bahasa Inggris, koq nyambung-nyambungnya ngebahas ke tulisan terbaru diblog aku ini…mengenai ‘Different is beda’. Rupanya ada yang harus diklarifikasi mengenai ’my bro di Poso’, biar nggak banyak yang salah faham.

Biar kujelaskan,

A: ”Dia adalah adikku yang sedang tugas disana.”

B: “lohh...emangnya ente punya adik?”

A: “punya donk…adikku banyak, dan ada dimana-mana. Hehe…Kebetulan adikku yang di Poso ini satu almamater dengan adik sepupuku yang kebetulan juga study di Pondok Modern di Jatim. Perlu diketahui adik sepupuku itu baru aja lulus SMA, dan

menurut aturan disana, setelah lulus biasanya harus mengabdi dulu ke Pondoknya. Kalau lagi keliling, dia sering banget ngasih kabar. Terakhir beritanya sedang Camping di Cibubur, dan ngirim SMS ”Kania, mo titip pesen ke ummi, tolong bawain es batu, ama sambel, ama ikan asin ya?” (loh??? Koq camping pesen2 makanan?).

Hmmm...banyak ustadznya gak? Ntar kania aja yang kirim dech, hehe (...ini Cuma rekayasa aja loh! Biar lucu..)

Nahh...adikku yang satu ini, sedang ditugaskan didaerah Poso. Jauh ya? Katanya disana sedang ada proyek membangun Pesantren Modern pasca konflik lalu. Wuahh..dia udah bangun sekolah duluan! Nggak sopan ya...nggak ngajak-ngajak!

Nahhh lagiii...dari keduanya aku sering berguru, nanya2 gitu dech tentang yang kadang tak kumengerti. Disaat ini, aku yang sedang ingin banyak merenung, malu lah! Udah tua makin banyak dosa aja. Jadinya pengen menyendiri, pengen sadar gitu. Tapinya...banyak yang malah menganggap keanehan dari yang lainnya dengan sikapku ini. Cuma adikku ini yang tetap memberi semangat dan doa ”KEEP ISTIQOMAH ya mba!” Gitu loh!

So...clear khan!!! Nggak ada pertanyaan lagi.”

A: ”Hmmm...Kalau yang waktu itu di Gramedia, anti ama laki-laki juga, sapa hayoo!”

B: ” itu abi akuuuuu....!!!”