Pages

RSS

Tuesday, September 11, 2007

Muallaf

Awalnya, aku ingin menulis ini karena setiap kali menyaksikan ucapan SYAHADAT dari seseorang yang baru masuk islam, hatiku selalu bergetar, kumandang takbir seolah memecah langit-langit masjid Al-azhar saat itu. Ya…kesaksian itu selalu kulihat di masjid ini, bersama Aa Gym dan jamaah lainnya.

Disaat itulah…tetesan air mata ini mengalir. Betapa aku, harus bersyukur dilahirkan dalam keluarga yang sudah paham dalam islam. Dibandingkan dengan mereka, jalan yang kulalui teramat mulus, maluuuuu…berteriak di hati. Mereka yang dengan susah payah menemukan kebenaran. Dan mungkin setelah menemukan kebenaran itu banyak pula rintangan dan coban yang akan mereka lalui. Sementara kita yang sudah lama islam, apakah kualitas keislaman kita terus menambah, atau hanya sekedar legalitas di sebuah kartu kalau kita islam. Inilah..moment yang harus menjadikan diri kita sadar…moment yang kiranya mampu mencharge keimanan kita kepada Allah. Semoga semua yang kurasa, dirasakan pula oleh seluruh jamaah saat itu…


Kutulis saat rumahku dikunjungi muallaf.

Mr. mahmud, aku memanggilnya begitu sejak kecil, beliau rekannya abi.

Mungkin kini sebagian orang mengenalnya dengan nama Lau Peng Kun, atau Ustadz Mahmud Yunus, Sebagai Ketua Muslim Tionghoa Indonesia.

Yang membuatku salut…saat beliau cerita tentang kebersamannya bersama orang2 yang berjuang mencari kebenaran.

Akuuu…malu belum bisa banyak berbuat untuk islam.

0 comments: