Pages

RSS

Monday, December 25, 2006

Matahari ku

Sudah fitrahnya manusia menginginkan sesuatu yang lebih. Lalu salahkah jika seorang insan ini mengharap yang lebih itu?…ahhh rasanya harus segera kubuang keinginan itu. Tak pantas rasanya berharap sesuatu yang terlalu amat tinggi. Aku Cuma insan biasa yang sering kali diliput dosa. Buanglah keinginan itu!!! Lagi-lagi kalbuku bicara…

Ya rabbi…sungguh karunia besar saat aku bisa merasakan sinar cahayanya, cahaya-Mu memancar ke dalam kalbuku dari tiap katanya. Ucap syukur yang bisa kuutarakan, semoga cahaya itu tetap menyinari hatiku…
Sang matahari…atau apapun kusebut istilahnya, yang pasti sesuatu itu selalu memberi yang berarti. Istilah bintang, bulan atau matahari yang sering digunakan penyair kata, adalah sama memberi sinar untuk semua…bagiku kata yang tepat baginya ialah..matahari.
Bagi dia yang berilmu…ia bagaikan matahari cerah dipagi hari, cerah terlihat karena ikhlas memberi, istiqomah dan tak pernah ingkar janji bahwa esok khan datang lagi membuat kehidupan baru, ia yang siap membakar kemungkaran tanpa pandang bulu, namun anggun dan memberi keindahan alam saat kedatangan dan kepergiannya. Ku semakin yakin itu hanya sebuah fase hidup, bahwa ada muncul dan terbenam…

Namun dalam asa ku berharap…insan yang ibarat bintang ini, kadang redup dan hilang dalam gelap malam, mempunyai harapan menemukan matahari, berharap dapat kecerahan dalam terbitnya, dan memberi kedamaian dalam terbenamnya…Sampai aku pun akan berkata padanya…anggaplah pula diriku sebagai matahari yang ingin pula memberi keindahan saat datang dan perginya…

0 comments: